Dia :
“Halo, bener ini menejernya grup band Tiiiiiit
??”
Saya
: “Oh, iya bener. Ada yg bisa dibantu?”
Dia :
“Kita rencananya mau undang Tiiiiiit untuk
ngisi acara kita. Kira2 feenya berapa ya?”
Saya
: “Oh gitu. Untuk saat ini feenya Rp, sekiannn :) (isi
tanda senyum biar lebih kiuut)
Dia :
“Wah, ini cuman buat acara inian aja
kok. Cuman akustikan aja. Ga dapet lebih murah?”
Saya
: “Gini, sebelumnya saya kasi info dulu. Bahwa band Tiiiiiit ini memang adalah band akustik. Dan kita ga ada membedakan
harga berdasarkan tempat. Kecuali acara sosial tertentu. Tapi kita tetep open
untuk nego. Asal gak afgan aja ya negonya :D (senyum lebar yang ramah)
Dia :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
(entah
menghilang kemana. Hingga tulisan ini dimuat, Saya blum bisa menemukan dirinya.Bagi
yang tau keberadaannya, tolong beritahu Saya ya. SAYA BISA HIDUP TANPA DIA.
Uhuk. Ehem )
HHHH.
Eh tunggu dulu. sebelumnya Saya perlu menjelaskan mengapa Saya memuat
percakapan SMS tadi. Itu penggalan SMS si Yuni Saroh sama perwira kepolisian.
KONSENTRASI!!! Maaf2. Itu adalah penggalan SMS saya waktu selena gemez mau
nyewa saya buat mijetin……..Kakeknya. SALAH LAGI!!!!!
Maaf
ya kawan2. Saya sedikit khilaf alias error. Ini terkait cuplikan SMS yang tadi
tuh. Jadi itu adalah percakapan menejer sebuah band akustik yang disamarkan
menjadi Tiiiiiit, dengan dia (entah
itu siapa) SO????? Apa pentingnya cuplikan SMS tadi?? PENTING DONGG?? Itu bisa
bikin Dian Sastro atau Nicholas Saputra jatuh cinta sama kamu lo?? NGAWUR!!!
BANGET!!! Ya saya ngawur banget. Mari kita mulai dari nol lagi.
Jadi
gini. Percakapan tadi mungkin biasa2 aja menurut kalian. Tapi menurut Saya itu
sesuatu banget bro. Sering si menejer harus berurusan dengan SMS semacam itu.
Berangkat dari sms itu Saya mulai menyadari bahwa ada kekeliruan di masyarakat
ketika memaknai sebuah ‘akustik’ dimana kaitannya dengan musik. Dan sewajarnya,
sebelum mengundang sebuah band, seharusnya sudah tau dong band itu kayak
gimana?? Yaudah lah ya, itu sih ga terlalu penting. Cuman melukai hati saya
dengan kedalaman sekitar 10 cm.
Mengenai
memaknai musik akustik. Sebelumnya Saya jelaskan sedikit apa itu akustik.
Akustik itu adalah ilmu yang mempelajari suara. Bagaimana suara
diproduksi/dihasilkan, dan dampaknya, serta mempelajari bagaimana ruang
merespon setiap karakter dari bunyi tersebut (kira2 gitu penjelasan
singkatnya). Ilmu akustik mempunyai cabang2, dan salah satunya adalah akustik
musikal. Di musik kita mengenal alat2 musik akustik. Sebenernya apa sih alat musik
akustik itu?
Alat musik akustik adalah alat musik yg lebih murah dari alat
musik elektrik?? BUKAN!!! Alat musik akustik adalah alat musik yang lebih mudah
dimainkan daripada alat musik elektrik?? KELIRU!! Yang bener, alat musik
akustik adalah alat musik yang penguat bunyinya tanpa memerlukan tenaga
listrik. Contohnya gitar bolong, biola bolong, kajon bolong, bass bolong.
Pokoknya bolong deh.(lebih tepatnya memiliki rongga) Suara dari alat musik
akustik menyebar di udara setelah sebelumnya senar yang beresonansi berinteraksi
dengan ruang yg terdapat di alat musik tersebut. Jadi music akustik adalah
musik yang memanfaatkan alat musik akustik yang mampu bersuara tanpa tenaga
listrik.
Permasalahannya
yang terkait dari cuplikan SMS adalah, bagaimana beberapa ( mungkin banyak )
orang salah persepsi ketika berpikiran bahwa musik akustik adalah perwujudan
lebih mudah,murah dan ringkas daripada musik elektrik. SALAH BESAR!! Maka dari
itu mari kita luruskan ya? Emang kamu bengkok?? Apanya?? Oh. Saya juga.
APASIH!! Berikut poin2 permasalahan yg akan saya urai.
MUDAH ALIAS GAMPANG
Musik
akustik apabila diartikan lebih mudah daripada elektrik, memang benar. Tapi
mari samakan perspektif. Mudah disini dalam artian sarana pendukung musik
tersebut. Musik akustik lebih mudah karena tidak perlu disediakan alat
pendukung lain yg berupa sound system. Beda sekali dengan musik elektrik yang
gak keluar bunyi kalo gak dicolokin ke sound system yang udah dialiri listrik.
Trus arti yang salah yang mana?? Tentu saja ketika persepsi mudah tersebut dalam
hal memainkannya. Tentu sangat tidak ada bedanya. Masing2 memiliki kesulitan
dan kemudahannya, tergantung dari si pemakai.
Kemudian
kita kaitkan dengan band Tiiiit tadi.
Seiring perkembangan, alat musik akustik tidak melulu menjomblo. Akhirnya kawin juga dia
dengan elektrik. Munculah alat musik akustik elektrik. Jadi akustik elektrik
ini, selain bisa digenjreng/dipetik/dibetot dengan kosongan tanpa listrik, ia
juga dapat dialiri listrik. Dicolok ke sound system kemudian muncul suara yang
lebih menggelegar. JEDUAR!! Nah si band Tiiiit
ini, namanya emang trio akustik. Tapi juga memanfaatkan elektrik, agar
suara di panggung mampu menyergap penonton dengan radius dan jarak tertentu.
Bayangkan kamu nonton Endah n Rhesa, d cinnamons atau Kings of convenience dari
jarak 20 meter lebih?? Kalo gak disuport sama elektrik, kamu bakal liat orang
cuap2 dan genjreng2 dengan suara samar2. Trus kamu jadi berpikir bandnya lagi
lemes, alirannya emang selow2 tipis, atau kamu yang mulai budek?? Trus kamu
showeran menyesali diri.
Kemudian
musik akustik lebih mudah karena tidak perlu sound sistem yang besar dan mahal.
Well, ini juga terpatahkan, apabila dikaitkan dengan band Tiiiit
. Mereka (Tiiiit) juga perlu sound sistem, sama
dengan pemain alat musik elektrik. Apabila dibandingkan dengan Avenged
sevenfold, tentu lebih mudah Tiiiit. Apa
sebab?? Jumlah personel dan instrumen yang dimainkan tak sebanyak Avenged. Jadi
panggung juga gak perlu disediain yang lebarrrrr. Tapi siapa bilang Tiiiit tidak mungkin menggunakan sound
sistem dan panggung sebesar Avenged?? Semua mungkin kan di dunia ini? Ini
terkait jumlah penonton. Bayangkan kalo Tiiiit
manggung dengan kapasitas 10.000 penonton, dengan luas tempat se-lapangan
bola, tapi cuman disediain sound dengan kapasitas 500volt?? Atau avenged dengan
jumlah penonton 10 orang, main di halaman rumah kamu yang biasa pake jemur
baju, dengan sound kapasitas 10.000 volt??? TEWAS!! Bukan Tiiiit atau avengednya. Tapi kamu dan seluruh penduduk desa
sukamaju. Jadi pertimbangkan kata mudah itu baik2. Dan kalo emang mudah menurut
kamu, sana maen sendiri, kita yang nonton deh :)
MURAH
Murah. Apa?? Kacang kapri? Ya emang murah.
Dan kita gak ngebahas kacang. Kita bicara tentang musik, khususnya yang terkait
dengan band Tiiiit. Nah, pada
umumnya, mengapa ada persepsi ketika sebuah band bermain akustik, tentu dia
akan lebih murah bayarannya daripada ketika dia bermain dengan elektrik? Ini ya
tentu dipengaruhi persepsi yang saya jelaskan tadi. Dimana karena lebih ‘mudah’
maka lebih murah. Dan jelas2 akustik tidak dapat digolongkan lebih mudah
daripada elektrik, begitu juga sebaliknya.
Murah dalam hal mengurangi biaya sewa sound
system?? Mungkin benar. Atau mungkin saja jika memang sang penyelenggara acara
menginginkan si band bermain murni akustik, alias tanpa sound? ya mungkin saja
dana yang dikeluarkan oleh penyelenggara lebih murah untuk pengadaan si band.
Karena tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk menyewa sound sistem. Tapi kalo
yang diundang itu band sebesar Metalica, The Rolling Stones atau yang gede2
lainnya?? Nyahok juga tu bayarnya. Murahnya sudah pasti DARI HONGKONG.
Dalam hal tadi, poinnya adalah kualitas
menentukan harga. Artinya Band Tiiit ini
berkualitas?? Saya juga belajar ekonomi jek. Tapi dalam hal ini, mari kita
abaikan hukum permintaan dan penawaran dulu. Karena kali ini permintaan
berbanding lurus dengan penawaran. Mengapa permintaan meningkat? Beberapa faktor
yang mempengaruhi diantaranya adalah, karena barang yang ditawarkan
berkualitas, relevan dengan situasi dan kondisi masa kini, dan dibutuhkan
banyak orang. Umpamakan saja band Tiiiit ini
adalah pedagang. Ketika pedagang mendapatkan permintaan tinggi karena barangnya
berkualitas dan mungkin tidak dimiliki oleh pedagang lainnya, wajar saja
penawaran terkait harga barang tersebut pasti meningkat.Tentunya kenaikan harga
ini tidak semata2 dinaikan dengan arogan karena laris semata. Untuk memenuhi
permintaan yang meningkat, tentu harus ditunjang dengan meningkatkan faktor2
produksi, alias biaya pokok produksi barang tersebut meningkat.
Dan
mengapa harga tidak bisa dinego atau dipermainkan terlalu afgan (sadis)?? Para
pedagang di pasar sudah memiliki standar harga bagi barang yang mreka jual. Umpamakan
dua pedagang memiliki barang yang sama. Namun salah satu pedagang menjual
barangnya tersebut dengan harga jauh lebih murah daripada dagang satunya,
hingga di bawah harga standar yang telah ditetapkan. Ini tentunya tidak etis
sehingga mematikan pedagang lainnya. Ini sesungguhnya mematikan kedua pedagang
tersebut. Mengapa?? Si pedagang yang menjual murah, akan merugi karena walaupun
barangnya habis, ia tidak mendapat laba sebab menjual barang lebih murah
daripada biaya pengadaan barang tersebut, dan pedagang satunya, tentu tewas
lebih dahulu karena samasekali tidak mendapat pembeli. Ini juga terjadi di
musik. Dan band Tiiit lebih memilih
berbisnis dengan fair. Apabila berapapun bayaran yang ditawari oleh pihak
tertentu selalu diambil2 saja, maka ini akan membunuh band lainnya. Ngerti
kan?? Pasti ngertilah. Jika opsi utama selalu mudah didapat, opsi ke-dua,
ke-tiga dan berikutnya, ga akan pernah dapet giliran. Gitu kurang lebih.
Trus misalnya ada yang gini, “yah, pasti
lebih murahlah, lagian alat2 akustik kan lebih murah daripada elektrik”. Sini
giginya tak getok dulu biar rapi?? Hhh. Sekedar informasi aja, sebuah gitar
akustik dapat mencapai harga puluhan hingga ratusan juta. Tidak ada bedanya
dengan gitar elektrik.Untuk Band Tiiiit sendiri, walaupun belum mampu
membeli yang mahal (amin suatu saat) untuk seorang gitarisnya saja, gitar
beserta kit-nya menghabiskan uang hampir sama dengan tarif sekali manggung band
tersebut. Trus ada penyewa yang berpikiran gini. “lo, kita kan menerapkan
prinsip ekonomi. Mengorbankan super sedikit, untuk mendapat super banyak”. Sah
saja. Sangat sah malah. Tapi itu kan pemikiran dari kubu konsumen aja??
Emangnya produsen ga dikasi berpikir juga??
Hhhhhhhhh…
Ini sebenarnya posting lama yang sempat
urung saya publikasikan. Tapi karena peristiwa ini semacam penyakit sejarah. Apa
itu penyakit sejarah?? Hal yang telah terjadi alias sejarah, yang tidak
dipelajari, dipahami dan diingat, hanya akan menjadi sejarah yang terulang
terus menerus. Jika itu merupakan hal indah yang selalu terulang, ya mari kita
nikmati. Tapi jangan biarkan sejarah yang kelam terulang. Menjalaninya sembari
sakit hati tentu bukanlah hal yang menyenangkan.
Mungkin ada yang nanya, ‘postingan kamu kok
marah2 melulu akhir2 ini?’
Well, kamu harus belajar membedakan orang
marah dengan orang jujur. Jika pura2 bermanis kata dan tutur, tapi itu hanya
menumpuk permasalahan dan suatu saat akan meledak parah? Pilih mana? Ibarat menutup
luka dengan es atau dibius, sakitnya memang terasa berkurang, namun luka tidak
akan sembuh. Luka yang sudah sakit, kemudian diobati dengan alkohol dan obat
yang tentu membuatnya lebih perih, namun akhirnya sembuh. Artinya sebuah
masalah harus disikapi dengan terbuka dan jujur. Perih, namun ia akan segera
sirna. Bukan ditutupi dan akhirnya tak akan pernah sembuh.
Bagaimana dari pembahasan akustik bisa
nyambung menjadi bahasan tentang kejujuran? Mari dipikir bersama. Hmmm…
nah kanggoang malu bli..
BalasHapusmaju terus nosstress.
aku tau siapa band tiiiiiiiit ituuu hahaha
BalasHapusTakonang malu kude ye ngelah budget adi bani ngundang band tiit, apa alasan ye ngundang band tiit, kenapa harus band tiit, ada usaha ga untuk meraih deal bersama band tiit, lalu posisi apa yang membuat band tiit juga tidak merasa dirugikan. Nah, ngalih win win solution ceritane. Luung be ngopak dini Man, pang ade anggon pelajain. Btw, menurut rage semakin akustik semakin aeng persiapane nok. Musik mistis neh, sing dadi macem-macem. *sungkem ke band tiit yang tiitnya klentit klentit* nyuknyema.
BalasHapus