Sabtu, 21 Desember 2013

AKUSTIKAN AJA BERAPA???



Dia : “Halo, bener ini menejernya grup band Tiiiiiit ??”

Saya : “Oh, iya bener. Ada yg bisa dibantu?”

Dia : “Kita rencananya mau undang Tiiiiiit untuk ngisi acara kita. Kira2 feenya berapa ya?”

Saya : “Oh gitu. Untuk saat ini feenya Rp, sekiannn :) (isi tanda senyum biar lebih kiuut)

Dia : “Wah, ini cuman buat acara inian aja kok. Cuman akustikan aja. Ga dapet lebih murah?”

Saya : “Gini, sebelumnya saya kasi info dulu. Bahwa band Tiiiiiit ini memang adalah band akustik. Dan kita ga ada membedakan harga berdasarkan tempat. Kecuali acara sosial tertentu. Tapi kita tetep open untuk nego. Asal gak afgan aja ya negonya :D (senyum lebar yang ramah)

Dia : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………..
(entah menghilang kemana. Hingga tulisan ini dimuat, Saya blum bisa menemukan dirinya.Bagi yang tau keberadaannya, tolong beritahu Saya ya. SAYA BISA HIDUP TANPA DIA. Uhuk. Ehem )

HHHH. Eh tunggu dulu. sebelumnya Saya perlu menjelaskan mengapa Saya memuat percakapan SMS tadi. Itu penggalan SMS si Yuni Saroh sama perwira kepolisian. KONSENTRASI!!! Maaf2. Itu adalah penggalan SMS saya waktu selena gemez mau nyewa saya buat mijetin……..Kakeknya. SALAH LAGI!!!!! 

Maaf ya kawan2. Saya sedikit khilaf alias error. Ini terkait cuplikan SMS yang tadi tuh. Jadi itu adalah percakapan menejer sebuah band akustik yang disamarkan menjadi Tiiiiiit, dengan dia (entah itu siapa) SO????? Apa pentingnya cuplikan SMS tadi?? PENTING DONGG?? Itu bisa bikin Dian Sastro atau Nicholas Saputra jatuh cinta sama kamu lo?? NGAWUR!!! BANGET!!! Ya saya ngawur banget. Mari kita mulai dari nol lagi.

Jadi gini. Percakapan tadi mungkin biasa2 aja menurut kalian. Tapi menurut Saya itu sesuatu banget bro. Sering si menejer harus berurusan dengan SMS semacam itu. Berangkat dari sms itu Saya mulai menyadari bahwa ada kekeliruan di masyarakat ketika memaknai sebuah ‘akustik’ dimana kaitannya dengan musik. Dan sewajarnya, sebelum mengundang sebuah band, seharusnya sudah tau dong band itu kayak gimana?? Yaudah lah ya, itu sih ga terlalu penting. Cuman melukai hati saya dengan kedalaman sekitar 10 cm.

Mengenai memaknai musik akustik. Sebelumnya Saya jelaskan sedikit apa itu akustik. Akustik itu adalah ilmu yang mempelajari suara. Bagaimana suara diproduksi/dihasilkan, dan dampaknya, serta mempelajari bagaimana ruang merespon setiap karakter dari bunyi tersebut (kira2 gitu penjelasan singkatnya). Ilmu akustik mempunyai cabang2, dan salah satunya adalah akustik musikal. Di musik kita mengenal alat2 musik akustik. Sebenernya apa sih alat musik akustik itu?

Alat musik akustik adalah alat musik yg lebih murah dari alat musik elektrik?? BUKAN!!! Alat musik akustik adalah alat musik yang lebih mudah dimainkan daripada alat musik elektrik?? KELIRU!! Yang bener, alat musik akustik adalah alat musik yang penguat bunyinya tanpa memerlukan tenaga listrik. Contohnya gitar bolong, biola bolong, kajon bolong, bass bolong. Pokoknya bolong deh.(lebih tepatnya memiliki rongga) Suara dari alat musik akustik menyebar di udara setelah sebelumnya senar yang beresonansi berinteraksi dengan ruang yg terdapat di alat musik tersebut. Jadi music akustik adalah musik yang memanfaatkan alat musik akustik yang mampu bersuara tanpa tenaga listrik. 

Permasalahannya yang terkait dari cuplikan SMS adalah, bagaimana beberapa ( mungkin banyak ) orang salah persepsi ketika berpikiran bahwa musik akustik adalah perwujudan lebih mudah,murah dan ringkas daripada musik elektrik. SALAH BESAR!! Maka dari itu mari kita luruskan ya? Emang kamu bengkok?? Apanya?? Oh. Saya juga. APASIH!! Berikut poin2 permasalahan yg akan saya urai.

MUDAH ALIAS GAMPANG

Musik akustik apabila diartikan lebih mudah daripada elektrik, memang benar. Tapi mari samakan perspektif. Mudah disini dalam artian sarana pendukung musik tersebut. Musik akustik lebih mudah karena tidak perlu disediakan alat pendukung lain yg berupa sound system. Beda sekali dengan musik elektrik yang gak keluar bunyi kalo gak dicolokin ke sound system yang udah dialiri listrik. Trus arti yang salah yang mana?? Tentu saja ketika persepsi mudah tersebut dalam hal memainkannya. Tentu sangat tidak ada bedanya. Masing2 memiliki kesulitan dan kemudahannya, tergantung dari si pemakai. 

Kemudian kita kaitkan dengan band Tiiiit tadi. Seiring perkembangan, alat musik akustik tidak  melulu menjomblo. Akhirnya kawin juga dia dengan elektrik. Munculah alat musik akustik elektrik. Jadi akustik elektrik ini, selain bisa digenjreng/dipetik/dibetot dengan kosongan tanpa listrik, ia juga dapat dialiri listrik. Dicolok ke sound system kemudian muncul suara yang lebih menggelegar. JEDUAR!! Nah si band Tiiiit ini, namanya emang trio akustik. Tapi juga memanfaatkan elektrik, agar suara di panggung mampu menyergap penonton dengan radius dan jarak tertentu. Bayangkan kamu nonton Endah n Rhesa, d cinnamons atau Kings of convenience dari jarak 20 meter lebih?? Kalo gak disuport sama elektrik, kamu bakal liat orang cuap2 dan genjreng2 dengan suara samar2. Trus kamu jadi berpikir bandnya lagi lemes, alirannya emang selow2 tipis, atau kamu yang mulai budek?? Trus kamu showeran menyesali diri. 

Kemudian musik akustik lebih mudah karena tidak perlu sound sistem yang besar dan mahal. Well, ini juga terpatahkan, apabila dikaitkan dengan band Tiiiit . Mereka (Tiiiit) juga perlu sound sistem, sama dengan pemain alat musik elektrik. Apabila dibandingkan dengan Avenged sevenfold, tentu lebih mudah Tiiiit. Apa sebab?? Jumlah personel dan instrumen yang dimainkan tak sebanyak Avenged. Jadi panggung juga gak perlu disediain yang lebarrrrr. Tapi siapa bilang Tiiiit tidak mungkin menggunakan sound sistem dan panggung sebesar Avenged?? Semua mungkin kan di dunia ini? Ini terkait jumlah penonton. Bayangkan kalo Tiiiit manggung dengan kapasitas 10.000 penonton, dengan luas tempat se-lapangan bola, tapi cuman disediain sound dengan kapasitas 500volt?? Atau avenged dengan jumlah penonton 10 orang, main di halaman rumah kamu yang biasa pake jemur baju, dengan sound kapasitas 10.000 volt??? TEWAS!! Bukan Tiiiit atau avengednya. Tapi kamu dan seluruh penduduk desa sukamaju. Jadi pertimbangkan kata mudah itu baik2. Dan kalo emang mudah menurut kamu, sana maen sendiri, kita yang nonton deh :)

MURAH

Murah. Apa?? Kacang kapri? Ya emang murah. Dan kita gak ngebahas kacang. Kita bicara tentang musik, khususnya yang terkait dengan band Tiiiit. Nah, pada umumnya, mengapa ada persepsi ketika sebuah band bermain akustik, tentu dia akan lebih murah bayarannya daripada ketika dia bermain dengan elektrik? Ini ya tentu dipengaruhi persepsi yang saya jelaskan tadi. Dimana karena lebih ‘mudah’ maka lebih murah. Dan jelas2 akustik tidak dapat digolongkan lebih mudah daripada elektrik, begitu juga sebaliknya.
Murah dalam hal mengurangi biaya sewa sound system?? Mungkin benar. Atau mungkin saja jika memang sang penyelenggara acara menginginkan si band bermain murni akustik, alias tanpa sound? ya mungkin saja dana yang dikeluarkan oleh penyelenggara lebih murah untuk pengadaan si band. Karena tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk menyewa sound sistem. Tapi kalo yang diundang itu band sebesar Metalica, The Rolling Stones atau yang gede2 lainnya?? Nyahok juga tu bayarnya. Murahnya sudah pasti DARI HONGKONG. 

Dalam hal tadi, poinnya adalah kualitas menentukan harga. Artinya Band Tiiit ini berkualitas?? Saya juga belajar ekonomi jek. Tapi dalam hal ini, mari kita abaikan hukum permintaan dan penawaran dulu. Karena kali ini permintaan berbanding lurus dengan penawaran. Mengapa permintaan meningkat? Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah, karena barang yang ditawarkan berkualitas, relevan dengan situasi dan kondisi masa kini, dan dibutuhkan banyak orang. Umpamakan saja band Tiiiit ini adalah pedagang. Ketika pedagang mendapatkan permintaan tinggi karena barangnya berkualitas dan mungkin tidak dimiliki oleh pedagang lainnya, wajar saja penawaran terkait harga barang tersebut pasti meningkat.Tentunya kenaikan harga ini tidak semata2 dinaikan dengan arogan karena laris semata. Untuk memenuhi permintaan yang meningkat, tentu harus ditunjang dengan meningkatkan faktor2 produksi, alias biaya pokok produksi barang tersebut meningkat.

 Dan mengapa harga tidak bisa dinego atau dipermainkan terlalu afgan (sadis)?? Para pedagang di pasar sudah memiliki standar harga bagi barang yang mreka jual. Umpamakan dua pedagang memiliki barang yang sama. Namun salah satu pedagang menjual barangnya tersebut dengan harga jauh lebih murah daripada dagang satunya, hingga di bawah harga standar yang telah ditetapkan. Ini tentunya tidak etis sehingga mematikan pedagang lainnya. Ini sesungguhnya mematikan kedua pedagang tersebut. Mengapa?? Si pedagang yang menjual murah, akan merugi karena walaupun barangnya habis, ia tidak mendapat laba sebab menjual barang lebih murah daripada biaya pengadaan barang tersebut, dan pedagang satunya, tentu tewas lebih dahulu karena samasekali tidak mendapat pembeli. Ini juga terjadi di musik. Dan band Tiiit lebih memilih berbisnis dengan fair. Apabila berapapun bayaran yang ditawari oleh pihak tertentu selalu diambil2 saja, maka ini akan membunuh band lainnya. Ngerti kan?? Pasti ngertilah. Jika opsi utama selalu mudah didapat, opsi ke-dua, ke-tiga dan berikutnya, ga akan pernah dapet giliran. Gitu kurang lebih. 

Trus misalnya ada yang gini, “yah, pasti lebih murahlah, lagian alat2 akustik kan lebih murah daripada elektrik”. Sini giginya tak getok dulu biar rapi?? Hhh. Sekedar informasi aja, sebuah gitar akustik dapat mencapai harga puluhan hingga ratusan juta. Tidak ada bedanya dengan gitar  elektrik.Untuk Band Tiiiit sendiri, walaupun belum mampu membeli yang mahal (amin suatu saat) untuk seorang gitarisnya saja, gitar beserta kit-nya menghabiskan uang hampir sama dengan tarif sekali manggung band tersebut. Trus ada penyewa yang berpikiran gini. “lo, kita kan menerapkan prinsip ekonomi. Mengorbankan super sedikit, untuk mendapat super banyak”. Sah saja. Sangat sah malah. Tapi itu kan pemikiran dari kubu konsumen aja?? Emangnya produsen ga dikasi berpikir juga?? 

Hhhhhhhhh…

Ini sebenarnya posting lama yang sempat urung saya publikasikan. Tapi karena peristiwa ini semacam penyakit sejarah. Apa itu penyakit sejarah?? Hal yang telah terjadi alias sejarah, yang tidak dipelajari, dipahami dan diingat, hanya akan menjadi sejarah yang terulang terus menerus. Jika itu merupakan hal indah yang selalu terulang, ya mari kita nikmati. Tapi jangan biarkan sejarah yang kelam terulang. Menjalaninya sembari sakit hati tentu bukanlah hal yang menyenangkan. 

Mungkin ada yang nanya, ‘postingan kamu kok marah2 melulu akhir2 ini?’ 

Well, kamu harus belajar membedakan orang marah dengan orang jujur. Jika pura2 bermanis kata dan tutur, tapi itu hanya menumpuk permasalahan dan suatu saat akan meledak parah? Pilih mana? Ibarat menutup luka dengan es atau dibius, sakitnya memang terasa berkurang, namun luka tidak akan sembuh. Luka yang sudah sakit, kemudian diobati dengan alkohol dan obat yang tentu membuatnya lebih perih, namun akhirnya sembuh. Artinya sebuah masalah harus disikapi dengan terbuka dan jujur. Perih, namun ia akan segera sirna. Bukan ditutupi dan akhirnya tak akan pernah sembuh.

Bagaimana dari pembahasan akustik bisa nyambung menjadi bahasan tentang kejujuran? Mari dipikir bersama. Hmmm…

3 komentar:

  1. nah kanggoang malu bli..
    maju terus nosstress.

    BalasHapus
  2. aku tau siapa band tiiiiiiiit ituuu hahaha

    BalasHapus
  3. Takonang malu kude ye ngelah budget adi bani ngundang band tiit, apa alasan ye ngundang band tiit, kenapa harus band tiit, ada usaha ga untuk meraih deal bersama band tiit, lalu posisi apa yang membuat band tiit juga tidak merasa dirugikan. Nah, ngalih win win solution ceritane. Luung be ngopak dini Man, pang ade anggon pelajain. Btw, menurut rage semakin akustik semakin aeng persiapane nok. Musik mistis neh, sing dadi macem-macem. *sungkem ke band tiit yang tiitnya klentit klentit* nyuknyema.

    BalasHapus