Jumat, 23 Maret 2012


NYEPI, 1934 CAKA




    UYEENGGGGGGGGGGG, HIATTTTTTTTT, UYAAKKKKKKKK, itulah teriakan penuh adrenalin yang mewarnai malam pengerupukan kemarin. Ogoh2 cupak membawa babi guling dari kawan2 SWEEPER tampak sedikit ketakutan berada di atas sanan. Gimana nggak, manusia2 yang mengaraknya sepertinya sangat beringas, bahkan lebih beringas dari dirinya (ogoh2 cupak). 


cupak makan be guling #gulingnya mana??


       Seperti biasanya sekitar pukul 7 petang, ogoh2 di daerah Saya, yaitu jalan Nangka mulai bergerak. Saya yang rutin setiap tahun selalu berpartisipasi mengangkat ogoh2, sudah siap di pinggir trotoar dengan mengenakan udeng, baju ogoh2 grup, kamen, dan juga sandal jepit. LHO?? KOK SANDAL?? hehe, yap. memang beberapa tahun belakangan ini, Saya ga pernah make sepatu saat ikut mengarak ogoh2. Eits, tunggu dulu, jangan pikir Saya ga punya sepatu. Mari Saya jelaskan secara terperinci. 

         Sekitar belasan tahun lalu ketika saya masih kanak2 (sekarang masih), perayaan ogoh2 itu merupakan hal yang sangat, sangat, sangat luar biasa megah. Saya bahkan belum mengerti bahwa ini merupakan budaya yang muncul sehari sebelum nyepi. Nyepi itu apa, juga Saya ga tau. Yang jelas perayaan ogoh2 itu sangat luar biasa. Takut, tapi sangat harus untuk ditonton. begitulah rasanya menonton ogoh2 dahulu, saat Saya masi bisa duduk di pundak Bapak Saya. Tiap ogoh2 lewat di depan Saya, sepertinya Saya kepingin sembunyi. Masih ingat saat itu Saya sungguh takjub melihat ogoh2 celuluk, matanya bisa menyala, dan kepalanya bisa menoleh ke kiri dan ke kanan. Walapun orang yang memutar kepalanya itu terlihat dari bawah, Saya tetap takjub.

      Beberapa tahun berlalu, tiba waktunya Saya sudah diperbolehkan mengarak ogoh2. Karena masih kanak2, tentunya ogoh2 yang terbentuk, ya bisa dibilang...PARAH!!! seandainya ogoh2 itu bisa bicara, dia pasti meminta agar tidak dilahirkan ke muka bumi ini,  *pukpuk* Tahun2 berikutnya, seiring menyempurnanya kerja otak dan fisik, ogoh2 yang tercipta mulai lebih 'ganteng', dan sukacita yang diberikan oleh perayaan ini masih saja sangat dasyat. 

        Namun beberapa tahun belakangan ini, entah mengapa sepertinya Saya tidak terlalu bersemangat dalam urusan ogoh2. Saya ga pernah lagi ikut dalam penggarapan si ogoh2, walaupun akhirnya Saya tetap ikut mengarak ogoh2. Nah, keadaan inilah yang memutuskan Saya untuk menggunakan sandal ketika akan ikut mengarak ogoh2. Rencananya, Saya hanya akan ikut berjalan mengikuti ogoh2. Tapi ya, rencana itu emang selalu ga sesuai. Jiwa muda Saya ga mau tinggal diam ketika melihat teman2 mulai panas dalam memutar ogoh2. Dimana akhirnya, Sayalah satu2nya pemuda bersandal yang dengan ganas ikut menguyeng2 ogoh2 dalam grup Saya. Knapa Saya tetap mempertahankan tradisi itu?? Saya sudah tau teknik menguyeng ogoh2 dengan selamat. Walaupun hanya dengan sandal. hehe.

Dan ini ada beberapa pemikiran Saya tentang apa yang terjadi dalam fenomena ogoh2 masa kini.

  • Semakin dewasa mungkin Saya akan semakin tidak tertarik dengan ogoh2
  • walaupun semakin dewasa, tapi jiwa muda ini ga mampu menahan menguyak ogoh2
  • Saya kepengen jadi anak kecil lagi
  • pemerintah daerah mengeluarkan dana besar untuk ogoh2, mungkin dengan alasan membantu kreatifitas anak2 muda, membantu mempertahankan kebudayaan ogoh2, yang otomatis membantu pariwisata meraup lebih banyak uang dari wisatawan. Tapi knapa anak2 berprestasi yang kurang mampu, susah sekali tersentuh oleh dana pemerintah??
  • Banjar2 rela mengeluarkan uang puluhan juta dalam membuat ogoh2. Ini karena memang banyak uang, atau mempertahankan gengsi?? mungkin dua-duanya.
  • Satu kepala keluarga mengeluarkan banyak uang untuk sumbangan ogoh2. Seperti di daerah Saya, silih berganti anak2 meminta sumbangan. Kalo dihitung totalnya, mungkin mencapai lebih dari dua ratus ribu rupiah. Ini yang harus dibenahi oleh pihak banjar atau kepala lingkungan. Yaitu batasan wilayah memungut sumbangan.
  • Ogoh2 saat ini hampir semua terbuat dari sterofoam atau gabus, tidak ada yang berakhir dengan dibakar, entah dikuburan atau dimanapun. Ini sudah tidak cocok dengan pilosofi bahwa simbol bhuta kala ini akan berakhir  dilebur dengan api. Malahan tak jarang, ogoh2 ini akan dipajang di pinggir jalan. So apakah ini perlambang bahwa butha kala saat ini sudah tidak dimusnahkan, malah dibanggakan??
  • Wujud dari ogoh2 yang menyeramkan, mungkin sedikit mencerminkan bahwa orang bali juga memiliki sisi kelam seperti perwujudan bhuta kala.
  • Gigi ogoh2 kebanyakan sangat tajam. Sepertinya bila menggigit akan berdampak lebih dasyat daripada tomcat.
  • Ogoh2 celuluk walaupun tampil tanpa busana, mempertontonkan dada yang seksi, tetap lolos dari satgas anti pornografi. Celuluk ini sejajar tingkatannya dengan bule2 pamer dada yang berjemur di pantai. 
  • Malam pengrupukan merupakan malam dimana semua manusia di bali tumpah ke jalanan. Jadi cewe2 kece juga bermunculan (bagian ini Saya paling suka. walaupun nanti sudah kakek2, Saya bakalan tetep suka) HAHAHAHA.
  • Punya fakta2 lain yang mau dibagi?? yuk kasi tau Saya dengan rekamkan jejak kamu di blog Saya :)
       Tuh, lumayan banyak juga Saya ngoceh, padahal niatnya mau melaksanakan catur brata penyepian. Ya sudahlah, Saya cukupkan sampai disini. Tulisan ini semata2 Saya buat hanya untuk mengucapkan selamat Nyepi. Istirahatkan bumi ini sebentar, sebelum dia yang mengistirahatkan anda. Selamat menikmati sisa Nyepi ini, Saya akhiri dengan beberapa lomo foto ogoh2 dari Saya, :) daaaaaa



rangda nyungkling, depan griya tampakgangsul


celuluk maen ayunan, arjuna rocker


nominasi denpasar selatan



nominasi denpasar selatan






nominasi denpasar timur


nominasi denpasar timur


nominasi denpasar utara


nominasi denpasar utara


nominasi denpasar barat

Oh ya, sampai lupa, kalau mau tau sedikit tentang kapan dan bagaimana adanya ogoh2 silahkan kunjungi situs dari balebengong http://www.balebengong.net/kabar-anyar/2011/02/28/ogoh-ogoh-simbol-bhuta-kala-menjelang-nyepi.html

      

11 komentar:

  1. jeg merdeka bli... de gen kanti sandale plaibang cicing nyen....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah,,,,,pang be bli, daripada plaibang bencong. Bin nyangetang sing bani nguber

      Hapus
    2. bah pasti taen to e? jeg be pengalaman asane..

      Hapus
    3. ah sing bli...yang nak polos, bli ase'e kereng ngalih bencong e?? kapah2in nae bli. ten becik nike

      Hapus
    4. ah sing ade, adi ke bencong lakune? ape ade ogoh2 bencong ne?

      Hapus
    5. ah, bli ne gara2 ngorang2 bencong. ah, sing tawang bli, ogoh2 sing ade nyak ngaku dadi bencong

      Hapus
  2. Ogoh" yang dari dulu identik dengan bhuta kala, sekarang bergeser menjadi wujud dewa..
    Penggunaan sterofoam mendukung global warming..

    BalasHapus
    Balasan
    1. bih, bli genjo ini selain berkebudayaan dan berkelingkungan, ternyata sarat juga dengan muatan politik...sungguh2 ngkik sesuatu

      Hapus
  3. salam kenal bli,
    uyak kanti encok XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam ngkik bro kerok2. Yen encok, inget pakai parem kocok....ngkikkkkkk

      Hapus